Agar Tak Sakit Bila Kehujanan

Senin, 02 Februari 2009 | 15:32 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Musim penyakit tampaknya melanda keluarga Agus, 27 tahun. Tak hanya dia yang terserang flu berat disertai batuk, tapi juga Hanifah, 33 tahun, sang istri, serta kedua anak mereka, Rasyid (7) dan Dafa (5). Terakhir, Dafa malah demam tinggi. Beruntung, mereka bisa pulih satu minggu kemudian.

Peristiwa ini terjadi di pengujung 2008. Diduga, Aguslah biang kerok penularan penyakit itu. Soalnya, dialah yang pertama terserang. Karyawan di sebuah perusahaan penerbitan itu menduga, penyebabnya adalah dia kehujanan saat pulang kantor.

Kondisi badannya itu tak begitu dihiraukannya. Ia sibuk bekerja, sampai tak ingat untuk minum obat ataupun vitamin. Kontak fisik dan berkomunikasi dengan anak dan istri menyebabkan penyakit itu menyebar ke seluruh anggota keluarganya.

Demam, infeksi saluran pernapasan seperti flu dan batuk, serta diare, menurut ahli gizi dari Universitas Indonesia, Saptawati Bardosono, merupakan penyakit yang sering muncul saat musim hujan.

Sebenarnya, berbagai penyakit itu bisa dicegah asalkan asupan kalori dan protein dalam tubuh kita tercukupi. Asupan kalori bisa didapatkan dari makanan pokok dan minyak atau lemak. Contohnya, nasi dan lauk pauk yang digoreng.

"Untuk itu, perlu pengaturan pola makan yang teratur. Sarapan, makan siang, dan makan malam," kata dokter yang biasa dipanggil Tati ini kepada Tempo, Kamis lalu.

Sedangkan asupan protein dibutuhkan tubuh agar dapat membentuk faktor pertahanan untuk melawan virus ataupun kuman penyebab penyakit. Selain itu, untuk cepat memulihkan dan mengganti sel tubuh yang rusak akibat serangan virus atau kuman.

Protein dari makanan dapat diperoleh dengan mengkonsumsi tempe, tahu, ikan, telur, ayam, ataupun daging serta susu. Ikan laut, yang mengandung asam lemak omega-3, juga yang berfungsi sebagai antiperadangan.

Selain itu, menurut Tati, mengkonsumsi banyak sayur dan buah-buahan juga bisa mencegah penyakit. Sayur dan buah banyak mengandung vitamin dan mineral yang berfungsi sebagai antioksidan. "Terutama sayur dan buah-buahan yang berwarna jingga," ujar Tati.

Buah-buahan dan sayuran berwarna jingga mengandung betakaroten, sejenis karotenoid. Fungsinya menghambat penuaan sel-sel di dalam tubuh. Selain itu, di dalam tubuh sebagian betakaroten berubah menjadi vitamin A, yang akan memacu sistem kekebalan tubuh.

Contoh buah berwarna jingga adalah melon jingga, pepaya, mangga, apricot, dan jeruk. Sedangkan sayuran: wortel, ubi jalar merah, labu kuning, dan wortel. Selain itu, bayam yang berwarna hijau juga mengandung betakaroten.

Sesaat setelah terkena air hujan, menurut Tati, tubuh perlu diberi penghangat. Salah satu caranya adalah mengkonsumsi makanan atau minuman hangat. Misalnya sup atau sayur hangat, susu hangat, sekoteng, air jahe, bandrek, atau bajigur.

Jahe, misalnya, bermanfaat membantu tubuh melawan pilek dan flu. Sebab, jahe mengandung antioksidan yang membantu menetralkan efek merusak yang disebabkan oleh radikal bebas di dalam tubuh.

Selain itu, jahe mengandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia. Ia akan merangsang pelepasan hormon adrenalin dan memperlebar pembuluh darah, sehingga darah mengalir lebih cepat dan lancar dan kerja jantung dalam memompa darah lebih ringan.

Anak-anak yang terkena air hujan harus segera dimandikan dengan air hangat untuk menghilangkan kotoran air hujan dan untuk menghangatkan badan. Setelah itu, kenakan baju hangat dan siapkan makanan dan minuman hangat, misalnya susu cokelat.

Pasalnya, selain memberikan asupan 25 persen kalsium, kandungan glukosa dan protein dalam susu cokelat bisa meningkatkan kembali stamina anak.

ERWIN DARIYANTO


Sumber : Tempointeraktif.com - http://www.tempointeraktif.com/hg/kesehatan/2009/02/02/brk,20090202-158000,id.html

Tidak ada komentar:

Translate